Tuesday, April 20, 2010

Perayaan Paskah

Setiap Minggu adalah Perayaan Paskah

Orang Kristen merayakan dengan alasan yang berbeda dengan Paskah Yahudi, yang memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Kita merayakan Paskah sebagai peringatan atas kebangkitan Kristus. Peringatan itu bukan hanya berlangsung tahunan, namun mingguan. Setiap hari Minggu adalah perayaan “Paskah Kecil.” Itulah sebabnya orang Kristen menggeser hari ibadah dari hari Sabtu (Sabat) menjadi hari Minggu. Jangan lupa, kata “Minggu” dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Portugis “Dominggos” yang berarti “hari Tuhan.” Pada setiap ibadah Mingguan (Paskah kecil) itu umat Tuhan selalu merayakan Perjamuan Kudus. Mengapa? Karena pada hari Paskah itulah murid-murid bertemu dengan Yesus yang bangkit lalu mengikuti Perjamuan bersama Yesus!

Coba kita tengok kembali peristiwa Paskah. Ketika Yesus bangkit, tidak ada seorang muridpun bertemu Yesus di kubur. Hanya para perempuan yang berziarah ke kubur Yesus yang bertemu denganNya. Para murid masih bersembunyi di balik pintu-pintu yang terkunci karena ketakutan. Tuhan Yesus baru menampakkan diri kepada mereka di saat senja. Ini berawal dari perjalanan dua orang murid menuju Emaus (bacalah Lukas 24:13-35). Yesus berjalan bersama mereka, namun mereka tidak sadar siapa Yesus, karena “ada sesuatu yang menghalangi mata mereka” (ay.16). Menjelang malam, Yesus diundang untuk tinggal bersama- sama mereka (ay.29). Ketika makan bersama, Yesus “duduk makan bersama mereka, mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka,”(ay.30), saat itu “terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia…” (ay.31). Perjamuan ini menjadi puncak pertemuan mereka dengan Kristus yang bangkit. Berbeda dengan Perjamuan Malam Terakhir yang suasananya suram (karena Yesus akan disalib), Perjamuan Paskah ini adalah Perjamuan kemenangan, karena Kristus telah bangkit dari maut.

Dari sini kita melihat bahwa sejak semula, perayaan Perjamuan Kudus selalu terkait erat dengan Paskah. Kalau sampai hari ini banyak gereja merayakan Perjamuan setiap minggu, itu pun disebabkan karena setiap hari Minggu dipandang sebagai “Paskah kecil.” Dalam tradisi eukumenis, dari semua Perjamuan Kudus sepanjang tahun, Perjamuan Kudus pada Hari Paskah, khususnya di malam Paskah (atau Paskah subuh) justru menjadi Feast of feasts, “Perjamuan terbesar di antara semua perjamuan.” Mengapa? karena Paskah adalah hari perayaan Iman yang terbesar bagi orang percaya.

Yang menarik, sejak dulu tradisi gereja secara eukumenis tidak mengenal perayaan Perjamuan Kudus pada hari Jumat Agung! Kalau pun ada Perjamuan untuk memperingati kematian Kristus, diadakannya pada hari Kamis malam, bukan pada hari Jumat. Mengapa? Karena memang Yesus mengadakan Perjamuan terakhir pada hari Kamis, malah mungkin sehari sebelumnya. Jika kita berkata bahwa kita mengadakan Perjamuan Kudus di Jumat Agung dengan tujuan untuk memperingati Perjamuan Terakhir yang Yesus adakan bersama kedua belas murid, maka penempatan Perjamuan di hari Jumat Agung tidak tepat. Mengapa baru diadakan hari Jumat? Bukankah pada hari Jumat itu Yesus sudah disalibkan? Bagaimana mungkin kita bisa makan dan minum pada saat memperingati saat kematian Sang Juruselamat?

Alasan lain mengapa orang merayakan Perjamuan pada Paskah subuh adalah karena sejak abad keempat, Gereja selalu mengadakan Baptisan Kudus pada hari itu. Sesudah dibaptis mereka sekaligus menikmati Perjamuan Kudus pertama mereka.

No comments:

Post a Comment